Tuama Minsel

Tuama Minahasa Selatan

Kamis, 13 November 2008

STRATEGI PENGEMBANGAN SENI BUDAYA


Benny Matindas

Pengembangan seni budaya dapat diartikan sebagai:

A. Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan

B. Pengembangan Kesenian dalam rangka memajukan Kebudayaan

[Penelitian iptek di kampus dan laboratorium dpt digolongkan “pengembangan kebudayaan” – A ]

[Pembahasan kita menggunakan pendekatan B.]

Perlunya STRATEGI (Man Made), Bukan ALAMIAH karena KEBUDAYAAN itu sendiri adalah “man made”, dibedakan dgn semua kekayaan serta keindahan yg diberi Tuhan dan alam.

Terlalu banyak faktor determinan yg akan menggiring perkembangan budaya ke arah mundurnya peradaban diantaranya adalah :

· Struktur dan Kondisi Sosial Politik

· Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

· Nilai-nilai Budaya yg Keliru

· Dan lain-lain.

Di sinilah pentingnya peran pemimpin yang bertanggung jawab. Untuk menetapkan dan melaksanakan strategi yang benar.

Muncul pertanyaan : Ke Mana Arah Strategi? (Karena pada umumnya orang sdh terbiasa tidak merumuskan arah.) Hal itu disebabkan :

1. Asumsi bahwa semua orang sudah tahu arah. Padahal belum.

2. Anggapan umum bahwa targetnya adalah: maraknya aktivitas seni. Padahal sering maraknya seni tidak membawa pada kemajuan, sehingga ketika aktivitas surut maka kembali lagi ke titik nol.

3. Karena memang tak pernah merasa perlu strategi; bahkan tak perlu pengembangan.

Arah STRATEGI PENGEMBANGAN SENI Untuk KEMAJUAN KEBUDAYAAN :

“Adanya seniman-seniman yang mencipta karya seni dengan artistika dan estetika

Yg lebih dari yg sudah ada.”

Artistika mengenai teknik yg digunakan. Sedangkan, Estetika dalam hal ini berkenaan dengan nilai-nilai etis serta wawasan filosofis yang melatari dan mengarahkan proses kreatif maupun yang terkandung sebagai pesan dalam karya yang dihasilkan. Untuk itu, strategi yang dilaksanakan harus mengarah pada:

Ø Munculnya dan survive-nya para Seniman Kreatif.

Ø Adanya Kritik Seni yg akan mengajarkan kepada masyarakat luas (termasuk para seniman dan calon seniman yg nanti akan muncul) ttg teknik-teknik yg digunakan (Artistika) dan konsep Estetika dlm setiap karya. Art dan Estetika yg sudah dikenal inilah yg akan menjadi tumpuan bagi langkah berikutnya yang lebih maju.

Ø Adanya apresiasi untuk berkarya kreatif.

Secara alamiah, 3 hal ini saling berkait, mutual-simbiosis. Tapi upaya manusia, ya kita semua, yg dilakukan secara SADAR dan SISTEMATIS akan lebih menjamin hasil yg lebih BESAR dan lebih CEPAT. Dorongan internal untuk berkarya kreatif merupakan faktor alamiah dlm diri setiap seniman. Tetapi APRESIASI adalah faktor eksternal bagi para seniman yang mendorong, merangsang, dan sekaligus menjamin untuk ia tetap eksis dan bahkan survive. Masyarakat yg Sadar Dan Pemimpin yg Bertanggung Jawab Harus menjalankan fungsi: APRESIATOR.

Apresiasi seni akan mendorong para seniman untuk berkarya kreatif dengan cara :

Ø Memberi Penghargaan melalui Festival/Lomba.

Ø Memberi Penghargaan melalui Anugerah Pengabdi Seni.

Ø Memberi Penghargaan atas penampilan/kerja Seni.

Ø Menumbuhkan nilai di masyarakat bhw Seni itu Sesuatu yg Penting dan Besar. Misalnya melalui Tampilan yg merebut perhatian besar, kolosal, Dan mendapat penghargaan/pengakuan resmi Dari pihak yg merepresentasi skala lebih luas, Nasional atau internasional (seperti MURI).

Sehingga apresiasi seni akan mendorong para seniman untuk berkarya kreatif. Dan para seniman lainnya akan berperan sebagai kritikus seni atas karya-karya yg ditampilkan. Karena KREATIVITAS dalam hal ini Berkenaan dengan Pencapaian yg lebih Daripada yg ada sebelumnya, Yang sudah ada dijadikan tumpuan Untuk pencapaian baru, Maka jelas diperlukan: PENDIDIKAN

PENDIDIKAN SENI

Pendidikan Seni harus Dilaksanakan Melalui Semua Jalur (Formal, Non-Formal, Informal) Dan Semua Jenjang (Sampai Perguruan Tinggi) Sebagaimana Fakultas Bahasa Dan Seni Unima. Kami melalui Festival Seni Budaya Sulawesi Utara dan Institut Seni Budaya melaksanakan Pelatihan Massal untuk Maengket, Kolintang, Tari Kabela, Kabasaran, Masamper, dan akan banyak lagi. Pendidikan di bidang seni tradisional Sulawesi Utara belum banyak disentuh. Padahal pengenalan pada Artistika dan Estetika SENI TRADISIONAL bukan hanya menjadi tumpuan pengembangan Seni di masyarakat, tapi juga untuk membina JATIDIRI setiap warga masyarakat. Perlunya memperkokoh JATIDIRI adalah mutlak untuk :

Lebih Percaya Diri

Lebih Cerdas dan Kreatif

Masyarakat yg Unggul

Lebih berbahagia

Hambatan-hambatan yang muncul terhadap pengembangan seni budaya terutama berpangkal dari ketidakmengertian tentang fungsi seni dan budaya. Seni cuma dianggap hiburan, ringan, pelengkap acara. Budaya hanya dimengerti secara sempit, hanya seni budaya tradisional, sehingga cukup menjadi bagian dalam Pariwisata dan sebagainya.

Lebih lanjut lagi Ketidakmengertian tentang HAKIKAT serta FUNGSI Seni dan Budaya oleh PEMERINTAH, MASYARAKAT bahkan oleh umumnya SENIMAN sendiri.

Pendidikan Seni melalui semua jalur harus dilakukan untuk menanamkan kesadaran masyarakat tentang Hakikat dan Fungsi Seni. Disini dapat kita lihat SENI adalah Karya Kreatif manusia yang antara lain berfungsi sebagai :

Ø Pemasok bahan baku bagi kesadaran dan

Ø Pengembangan iptek.

Ø Pembentuk harmoni batin.

Ø Seni kreatif merangsang kreativitas masyarakat

Dapat disimpulkan bahwa SENI adalah Lokomotif atau Ujung Tombak Pengembangan Kebudayaan dan BUDAYA adalah Faktor Determinan atas semua aspek Kehidupan Manusia. [ Aspek-aspek Sosial, Politik, Ekonomi ]

”Mari kita sama-sama berjuang paling depan Dalam pembangunan masyarakat dan bangsa, melalui Pengembangan kesenian Dan Pembangunan kebudayaan”

Salam Budaya!

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda